Rabu, 20 Mei 2015

Isi Kandungan Surat Al – Ma’un

Isi Kandungan Surat Al – Ma’un

Surat Al Maa’uun adalah di antara surat Makkiyah (yang turun sebelum hijrah) atau surat Madaniyah (yang turun setelah hijrah). Surat ini berisi penjelasan mengenai orang-orang yang mendapat ancaman karena mendustakan hari pembalasan. Sifat mereka adalah tidak menyayangi anak yatim dan orang miskin, juga lalai dari shalat dan riya’ di dalamnya. Mereka pun enggan menolong orang lain dengan harta atau pun suatu manfaat.
Allah Ta’ala berfirman,
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’  dan enggan (menolong dengan) barang berguna.”

1. Mendustakan Hari Pembalasan
Dalam ayat pertama disebutkan,
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan?”
(QS. Al Maa’uun: 1).
Mengenai kata “ينالد” (ad diin) dalam ayat di atas, ada empat pendapat: (1) hukum Allah, (2) hari perhitungan, (3) hari pembalasan dan (4) Al Qur’an. Demikian kata Ibnul Jauzi dalam kitab tafsirnya, Zaadul Masiir (9: 244).
Jadi ayat tersebut bisa bermakna orang yang mendustakan hukum Allah, hari perhitungan, hari pembalasan atau mendustakan Al Qur’an.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan ad diin adalah hari pembalasan, sehingga jika diartikan: “Tahukah kamu orang yang mendustakan hari pembalasan?”

2. Tidak Menyayangi Anak Yatim dan Fakir Miskin
Setelah menyebutkan mengenai orang yang mendustakan hari pembelasan, lalu disebutkan ayat,
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3)
“Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
Dalam dua ayat di atas digabungkan dua hal:
Tidak punya kasih sayang pada anak yatim. Padahal mereka itu orang yang patut dikasihi. Perlu diketahui, yatim adalah yang ditinggal mati orang tuanya sebelum ia baligh (dewasa). Dialah yang patut dikasihi karena mereka tidak lagi memiliki orang tua yang mengasihinya. Akan tetapi yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang menghardik anak yatim. Yaitu ketika yatim tersebut datang, mereka menolaknya dengan sekeras-kerasnya atau meremehkannya.
Tidak mendorong untuk mengasihi yang lain, di antaranya fakir miskin. Padahal fakir dan miskin sangat butuh pada makanan. Orang yang disebutkan dalam ayat ini tidak mendorong untuk memberikan makan pada orang miskin karena hatinya memang telah keras. Jadi intinya, orang yang disebutkan dalam dua ayat di atas, hatinya benar-benar keras.

3. Orang yang Lalai dari Shalatnya
Kemudian disebutkan mengenai sifat mereka lagi,
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”.
Kata Ibnu ‘Abbas, yang dimaksud di sini adalah orang-orang munafik yaitu yang mereka shalat di kala ada banyak orang, namun enggan shalat ketika sendirian. (Shahih Tafsir Ibnu Katsir, 4: 691)
Dalam ayat disebutkan “لِلْمُصَلِّينَ”, bagi orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang biasa shalat dan konsekuen dengannya, lalu mereka lalai. Yang dimaksud lalai dari shalat bisa mencakup beberapa pengertian:
Lalai dari mengerjakan shalat.
Lalai dari pengerjaannya dari waktu yang ditetapkan oleh syari’at, malah mengerjakannya di luar waktu yang ditetapkan.
Bisa juga makna lalai dari shalat adalah mengerjakannya selalu di akhir waktu selamanya atau umumnya.
Ada pula yang memaknakan lalai dari shalat adalah tidak memenuhi rukun dan syarat shalat sebagaimana yang diperintahkan.
Lalai dari shalat bisa bermakna tidak khusyu’ dan tidak merenungkan yang dibaca dalam shalat.
Lalai dari shalat mencakup semua pengertian di atas. Setiap orang yang memiliki sifat demikian, maka dialah yang disebut lalai dari shalat. Jika ia memiliki seluruh sifat tersebut, maka semakin sempurnalah kecelakaan untuknya dan semakin sempurna nifak ‘amali padanya.

4. Mereka yang Cari Muka dalam Ibadah
Disebutkan dalam lanjutan ayat,
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
“Orang-orang yang berbuat riya’ ”.
Riya’ adalah ingin amalannya nampak di hadapan orang lain, ibadahnya tidak ikhlas karena Allah, istilahnya ingin ‘cari muka’.
Berkaitan dengan ayat di atas, Ibnu Katsir mengatakan, “Barangsiapa yang –awalnya- melakukan amalanlillah (ikhlas karena Allah), kemudian amalan tersebut nampak di hadapan manusia lalu ia pun takjub, maka seperti itu tidak dianggap riya’.”
Di antara tanda orang yang riya’ dalam shalatnya adalah:
Seringnya mengakhirkan waktu shalat tanpa ada udzur
Melaksanakan ibadah dengan malas-malasan.


5. Celakalah Al Maa’uun
Ayat terakhir,
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
“dan enggan (menolong dengan) barang berguna”.
Jika lihat dari terjemahan Al Qur’an, al maa’uun diterjemahkan dengan orang yang enggan menolong dengan barang berguna. Namun memang, para ulama tafsir berbeda pendapat dalam mendefinisikan al maa’uun. Sebagian berkata bahwa al maa’uun bermakna orang yang enggan bayar zakat. Yang lain lagi mengatakan bahwa maksud al maa’uun adalah orang yang enggan taat. Yang lainnya lagi berkata sebagaimana yang kami maksudkan yaitu “يمنعون العارية”, mereka yang enggan meminjamkan barang kepada orang lain (di saat saudaranya butuh). Tafsiran terakhir ini sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Ali bin Abi Tholib, yaitu jika ada yang ingin meminjam timba, periuk atau kampaknya, maka ia enggan meminjamkannya.
Intinya, seluruh tafsiran di atas tepat. Semuanya kembali pada satu makna, yaitu al maa’uun adalah enggan menolong orang lain dengan harta atau sesuatu yang bermanfaat.

Nama Dosen : Dirgantara Wicaksono
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran Pkn di SD

Hasil Konferensi Asia Afrika

Para kepala negara dan kepala pemerintahan beserta pemimpin delegasi negara-negara Asia Afrika berfoto bersama pada acara Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4). (ANTARA FOTO/AACC2015/M Agung Rajasa)

Jakarta (ANTARA News) - Sepekan terakhir ini sejak 19-24 April 2015, perhatian dunia tertuju pada Indonesia, tuan rumah Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).

Rangkaian peringatan itu diisi dengan pertemuan secara maraton mulai dari pertemuan tingkat pejabat tinggi (SOM), pertemuan para menteri Asia Afrika (Asian African Ministerial Meeting), KTT Bisnis Asia Afrika (AABS), KTT Asia Afrika (Asian African Summit), Konferensi Parlemen Asia Afrika, di Jakarta, hingga puncak Peringatan 60 Tahun KAA berupa napak tilas (historical walks) dan penandatanganan deklarasi di Gedung Merdeka, Bandung.

Salah satu bukti bahwa rangkaian peringatan itu menyedot perhatian dunia adalah ucapan Presiden Rusia Vladimir Putin. Secara khusus, pemimpin negara federasi terluas wilayahnya di dunia itu, menyatakan bahwa kerja sama di antara negara-negara Asia Afrika memainkan peran utama dalam membangun tatanan dunia yang demokratis dan adil (fair).

Kemudian juga memperkuat stabilitas global, melawan kemiskinan dan kelaparan serta memecahkan masalah sosial ekonomi, yang sesuai dengan tema Peringatan 60 Tahun KAA yakni "Mempromosikan Kerja Sama Selatan-Selatan bagi Perdamaian dan Kesejahteraan Dunia (Promoting South-South Cooperation for World Peace and Prosperity).

Disebut kerja sama Selatan-Selatan berangkat dari istilah historis dari para pembuat kebijakan tingkat dunia terkait pertukaran sumber daya, teknologi, dan pengetahuan di antara negara-negara berkembang, yang umumnya berada di benua Asia dan Afrika, atau negara-negara Selatan global. 

Rusia yang memiliki luas wilayah 17.075.400 kilometer persegi dan membentang dari timur Eropa hingga utara Asia memastikan melanjutkan kerja sama dengan negara-negara Asia Afrika, termasuk dalam memperkuat perdamaian dan keamanan di seluruh benua.
Pesan Bandung

Salah satu dokumen hasil KTT KAA 2015 adalah Pesan Bandung (Bandung Message). Dokumen itu ditandatangani secara simbolis oleh Presiden Joko Widodo selaku tuan rumah, Presiden Tiongkok XI Jinping mewakili Asia, dan Raja Swaziland Mswati II mewakili Afrika.

Dalam dokumen yang ditandatangani secara simbolis di Gedung Merdeka, Bandung, Jumat (24/4) itu merupakan dokumen hasil KAA yang disepakati para peserta KAA dengan tujuan memperkuat solidaritas dan kerja sama antarnegara-negara Asia dan Afrika di berbagai bidang.

Sebagai salah satu dokumen utama yang diusung Indonesia dalam Peringatan 60 tahun KAA, Bandung Message merupakan pesan visioner hasil rumusan dari negara-negara Asia Afrika.

Pesan itu mengedepankan kerja sama yang baru secara nyata dan revitalisasi penguatan kemitraan Asia Afrika dalam hal solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial budaya sebagai tiga pilar utama.

KTT KAA 2015 memang menghasilkan tiga dokumen utama yaitu Bandung Message, Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP), dan Deklarasi Palestina. 

Pesan Bandung 2015 merupakan dokumen yang berisi visi negara-negara Asia-Afrika yang ingin dicapai, di dalamnya juga terdapat deklarasi tentang Bandung sebagai Kota Hak Asasi Manusia.

Sementara itu, Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) berisi kerangka kerja implementasi dan tindak lanjut Pesan Bandung 2015.

Deklarasi Palestina berisi delapan poin yakni menyampaikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan, rasa salut atas perjuangan dan ketabahan Palestina, mendorong solusi dua negara, mengutuk perlakuan Israel sebagai penjajah dan mengutuk serangan Israel.

Deklarasi itu juga mendorong rekonstruksi Gaza, mendorong realisasi aplikasi Palestina sebagai anggota PBB dan mendorong negara-negara di Asia-Afrika yang belum mengakui Palestina sebagai negara untuk segera melakukannya. 

Rangkaian Peringatan 60 Tahun KAA ini juga telah menetapkan tanggal 24 April sebagai Hari Asia Afrika, pembentukan Pusat Asia Afrika (Asian African Center) sebagai sarana untuk mengembangkan, merencanakan dan memantau kerja sama antara negara di dua kawasan, serta peresmian Monumen KAA yang berbentuk segitiga, satu sisi tertulis Asia Afrika, sisi sebaliknya tertulis nama-nama negara anggota KAA, dan di sisi lainnya tertulis pesan Presiden I RI Soekarno"let a new Asia and a new Africa be born".

Presiden Myanmar Thein Sein saat berpidato mewakili negara-negara Asia di Gedung Merdeka menyatakan dokumen yang disepakati pada KTT KAA 2015 tidak hanya bermanfaat untuk negara-negara di Asia dan Afrika melainkan pula bagi seluruh seluruh dunia. 

Menurut dia, kesepakatan membangun kerja sama tidak hanya diperuntukkan bagi negara di kedua benua saja tetapi harus membuka peluang bagi seluruh dunia untuk ikut berpartisipasi. Sebelum menjalin kerja sama unia, negara-negara Asia dan Afrika membangun kerja sama kawasan terlebih dahulu.

Langkah nyata

Pemerintah Indonesia mengundang pemimpin dari 109 negara serta berbagai organisasi internasional untuk menghadiri rangkaian Peringatan 60 Tahun KAA.

Sebanyak 32 kepala negara-kepala pemerintahan menghadiri pertemuan tersebut serta 86 utusan negara hadir dan membawa pesan bagi peningkatan kerja sama dan perwujudan tata dunia yang lebih adil serta berimbang.

Dari jumlah itu, sebanyak 22 kepala negara-pemerintahan menghadiri hingga berakhir di Bandung, yakni Presiden Joko Widodo, PM Nepal Sushil Koirala, Presiden Madagaskar Hery Rajaonarimampianina, Wapres Zambia Inonge Wina, Wapres Aljazair Jamal Buras, Wapres Liberia Joseph Boakai, Wapres Libya Federica Mogherini, Wapres Filipina Jejomar Binay, Wapres Uganda Edwar Ssekandi, PM Rwanda Anastase Murekezi, Ketua Presidium Rakyat Korea Utara Kim Yong-nam, Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma.

Selain itu, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Raja Swaziland Mswati II, PM Malaysia Najib Tun Razak, Wapres Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Wapres Angola Manuel Vicente, PM Kamboja Hun Sen, Presiden Vietnam Truong Tan Sang, Presiden Myanmar Thein Sein, dan Presiden Tiongkok XI Jinping.

Sementara 10 kepala negara-pemerintahan yang menghadiri rangkaian acara di Jakarta, tidak sampai ke Bandung, adalah Raja Yordania Abdullah II, PM Jepang Shinzo Abe, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayuth Chan-ocha, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Bangladesh Sheikh Hasina Wajed, PM Mesir Ibrahim Mahlab, Presiden Iran Hassan Rouhani, Wakil Presiden Seychelles Danny Faure, dan PM Palestina Rami Hamdallah.

KTT KAA telah berhasil menyusun langkah nyata untuk menindaklanjuti kerja sama konkret yang tercantum dalam deklarasi penguatan kemitraan strategis baru Asia Afrika.

"Sidang telah mengirimkan pesan kepada dunia bahwa kondisi kehidupan dunia masih tidak seimbang dan jauh dari keadilan dan jauh dari perdamaian. Oleh karena itu, Bandung Spirit masih sangat relevan dan sidang berhasil menyusun langkah nyata untuk menindaklanjuti kerja sama konkret yang tercantum dalam deklarasi penguatan kemitraan strategis baru Asia Afrika," kata Presiden Joko Widodo. 

Menurut Presiden, hal tersebut sangat penting mengingat kondisi kehidupan dunia masih tidak seimbang dan jauh dari keadilan serta perdamaian.

Presiden juga mengatakan bahwa KTT Asia Afrika berhasil menyusun kerangka operasional mekanisme pemantauan yang mana para menteri luar negeri diminta untuk melakukan pertemuan setiap dua tahun sekali di sela-sela Sidang Umum PBB di New York.

Selain itu, kesepakatan lain yang dihasilkan adalah pentingnya penguatan kerja sama Selatan-Selatan melalui inisiatif dan program-program pengembangan kapasitas dan kerja sama teknis.

Presiden mengatakan proses perumusan ketiga dokumen tersebut berlangsung secara terbuka dan inklusif yang mencerminkan rasa kepentingan semua pihak yang terlibat dan konsep yang dihasilkan untuk merefleksikan Dasasila Bandung dan pandangan serta kepentingan semua anggota konferensi.

"Konferensi yang telah kita jalani ini merupakan salah satu forum antar pemerintahan terbesar di dunia di luar PBB yang dihadiri oleh negara-negara Asia Afrika dan beberapa pengamat," ujar Presiden.

Indonesia patut bangga atas keberhasilan menggelar KAA pada 18-24 April 1955, Peringatan 50 Tahun (Golden Jubilee) KAA pada 19-24 April 2005, dan Peringatan 60 Tahun KAA. Kini saatnya tatanan dunia baru yang lebih adil dan berimbang.

Nama Dosen : Dirgantara Wicaksono
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran Pkn di SD 

Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran

Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
A. Pengertian Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi kurikulum dan pembelajaran adalah suatu ide atau gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan.
Contohnya seperti keresahan guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dianggapnya kurang berhasil, keresahan pihak administrator pendidikan tentang kinerja guru atau mungkin kesalahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil bahkan sistem pendidikan, itu semua dapat diselesaikan dengan inovasi kurikulum dan pembelajaran.
B. Masalah Pendidikan Sebagai Sumber Inovasi
Otonomi daerah dan undang-undang nomor 22 tahun 1999
1. Masalah Relevasi Pendidikan
2. Masalah Kualitas Pendidikan
3. Masalah efensiensi dan efektifitas
4. Masalah daya tampung yang terbatas
C. Difusi dan Keputusan Inovasi
Difusi adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi tentang suatu bentuk inovasi antar warga masyarakat sasaran sebagai penerima inovasi dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertenru pula.
Ada dua bentuk sistem difusi:
a. Difusi sentralisasi
b. Difusi desantralisasi
Proses difusi diarahkan agar muncul pemahaman yang sama tentang inovasi. Oleh karena itu, agar terjadi proses difusi yang efektif perlu direncanakan. Proses perencanaan difuai dinamakan diseminasi.
Diseminasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran invoasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelola secara baik, dengan demikian keberhasilan suatu penyebaran inovasi sangat tergantung kepada proses diseminasi.
Faktor-faktor yang mendukung proses difusi sehingga inovasi itu mudah diterima oleh anggota masyarakat atau sasarab inovasi
1. Faktor pembiayaan (cost)
2. Resiko yang muncul sebagai akibat pelaksanaan inovasi
3. Kompleksitas
4. Kompabilitas
5. Tingkat keandalan
6. Keterlibatan
7. Kualitas penyuluh
D. Ciri-ciri inovasi
Rager mengemukakan ada empat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi termasuj inovasi pendidikan, yaitu:
1. Eseni inovasi itu sendiri
2. Saluran komunikasi
3. Waktu dan proses penerimaan
4. Sistem sosial
E. Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Menurut teori gestalt yang "mengedepankan pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari keseluruhan baru menuju bagian-bagian".
Kurikulim terpadu yang berangkat dari rencana umum dan dilaksanan dalam bentuk pelajaran unit (unit teaching). Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada bidang masalah, idea, core atau tema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanan suatu pengajaran unit.
G. Berbagai jenis inovasi dalam kurikulum dan pembelajaran
Sebagai usaha mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan, pemerintah terus-menerus melakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan pendidikan dan kurikulun. Beberapa pembaharuan (inovasi) yang telah dilakukan dikemukakan dibawah ini:
1. Pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
2. Penyelenggaraan sekolah lanjutan tingkat pertama terbuka (SLTPT)
3. Pengajaran melalui modul
F. Hambatan-hambatan inovasi 
Ibrahim (1988) mencatat ada 6 faktor utama yang dapat menghambat suatu inovasi:
1. Estinasi yang tidak tepat
2. Konflik dan motivasi
3. Inovasi tidak berkembang
4. Masalah financial
5. Penolakan dari kelompok penemu
6. Kurang adanya hubungan social

Nama Dosen : Dirgantara Wicaksono
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran Pkn di SD

Rabu, 06 Mei 2015

Seandainya Saya Menjadi Seorang Guru Pkn

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah mata pelajaran yang bukan hanya bertujuan untuk mencapai kompetensi dibidang kognitif saja, tetapi juga pada bidang afektif dan psikomotorik.
Dengan adanya pelajaran Pkn ini diharapkan guru dapat menberikan pendidikan karakter kepada anak agar mempunyai rasa cinta kepada tanah air. 

Jika saya menjadi Guru Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar, saya akan mengajarkan kepada anak didik saya bagaimana mempunyai rasa nasionalisme dan patriotisme.
Rasa nasionalisme adalah rasa cinta kepada tanah air Indonesia.
Rasa patriotisme adalah sikap berani dan pantang menyerah dan rela berkorban untuk tanah air.

Pertemuan pertama masuk ke kelas, saya ingin melihat karakter anak-anak terlebih dahulu. Saya mencoba menstimulus anak-anak dengan pertanyaan-pertanyaan mudah dan familiar, seperti "siapa yang cinta kepada tanah air Indonesia?", " siapa yang tahu tanggal berapa negara Indonesia berulang tahun?". Semua anak pasti akan menjawab dengan serentak. 
Lalu saya memberikan apresiasi kepada anak-anak karena dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. 
Saya memberikan contoh-contoh rasa nasionalisme dan patriotisme, seperti mengikuti upacara bendera, mengikuti acara-acara yg berhubungan dengan hari perayaan di Indonesia, seperti memperingati hari raya Indonesia atau Tujuh belas Agustus.

Pada awal pertemuan saya tidak langsung membuka buku atau memulai pelajaran. Tetapi kita akan bermain atau bernyanyi bersama-sama yang berhubungan dengan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Saya membuat anak-anak suka kepada saya terlebih dahulu agar anak-anak bisa mengikuti pelajaran saya dengan senang hati. Karena jika anak sudah menyukai gurunya, anak tersebut juga akan senang dan akan mengikuti pelajaran dari guru tersebut.