Artikel
Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan di Indonesia
Wirda Rahmani
Program Studi Pendidikan Guru SD
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
ABSTRAK
Penulisan artikel ini
bertujuan untuk:
- Mengetahui keunggulan dan kekurangan dari kurikulum 2013
- Mengetahui ciri dan karakteristik kurikulum 2013
Metode yang digunakan adalah
metode studi pustaka. Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum tetap
diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk
dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah
menjadi sekolah percobaan.
Pada tahun 2014, Kurikulum
2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII
dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan
di seluruh jenjang pendidikan.
Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap
dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
ABSTRACT
This
study aims to:
- Knowing the advantages and disadvantages of the curriculum in 2013
- Knowing the traits and characteristics of the curriculum in 2013
The
method used is book study method. Curriculum 2013 (K-13) is a fixed curriculum
implemented by the government to replace Curriculum Education Unit which has
been in force for more than 6 years. Curriculum 2013 entry in percobaanya
period in 2013 by making some schools into schools experiment.
In
2014, Curriculum 2013 has been applied in Class I, II, IV, and V, while for
Class VII and VIII junior and senior classes X and XI. Hopefully, in 2015 has
been implemented at all levels of education.
Curriculum
2013 has three aspects of assessment, namely the aspect of knowledge, skills
aspects, and aspects of attitudes and behavior. In Curriculum 2013, especially
in the learning materials are materials that streamlined and material is added.
Keywords:
Curriculum 2013
PENDAHULUAN
Salah satu komponen penting dari sistem
pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan,
baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala
sekolah. Kurikulum dibuat secara sentralistik, oleh karena itu setiap satuan
pendidikan diharuskan untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disusun oleh pemerintah
pusat.
Berdasarkan
UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan PP No.19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, mulai tahun ajaran 2006/2007, Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) telah disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan sudah diresmikan pada tanggal 7 Juli 2006. Kurikulum tersebut
mengakomodir kepentingan daerah. Guru dan sekolah diberikan otonomi untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi sekolah, permasalahan sekolah dan
kebutuhan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut adanya
kesanggupan guru untuk membuat kurikulum yang mendasarkan pada kebolehan,
kemampuan dan kebutuhan sekolah.
Kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006 ini berarti satuan-satuan
pendidikan harus mampu mengembangkan komponen-komponen dalam kurikulum KTSP.
Komponen yang dimaksud mencakup visi, misi, dan tujuan tingkat satuan
pendidikan; struktur dan muatan; kalender pendidikan; silabus sampai pada
rencana pelaksanaan pembelajaran.
M.
Skilbeck (1984): The learning experiences of students, in so far as they are
expressed or anticipated in goals and objectivies, plans and designs for
learning and implementation of these plans and design in school environments.
(Pengalaman-pengalaman murid yang diekspresikan dalam cita-cita dan
tujuan-tujuan, rencana-rencana dan desain-desain untuk belajar dan implementasi
dari rencana-rencana & desain-desain tersebut dalam kegiatan belajar di
lingkungan sekolah.
Grayson
(1978) menjelaskan; Kurikulum; suatu perencanaan untuk men-dapatkan keluaran
(out-comes) yang diharap-kan dari suatu pembelajaran disusun secara terstruktur
untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk
mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasi-kan
dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Donald F. Gey (1960)
rumusan kurikulum;
- Kurikulum terdiri atas sejumlah bahan pelajaran yang logis,
- Kurikulum terdiri atas pengalaman belajar yang direncanakan untuk membawa perubahan perilaku anak,
- Kurikulum merupakan desain kelompok sosial untuk menjadi pengalaman belajar anak di sekolah,
- Kurikulum terdiri atas semua pengalaman anak yg mereka lakukan di bawah bimbingan belajar.
Kurikulum => program dan pengalaman belajar serta
hasil belajar yang diformulasi-kan melalui pengetahuan dan kegiatan yang
tersusun sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah
untuk membantu pertumbuhan atau perkembang-an pribadi dan kompetensi sosial anak didik.
METODE
Penelitian ini menggunakan
metode studi pustaka yakni mengkaji berbagai literatur untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi.
Studi pustaka merupakan
metode pengumpulan data yang diarahkan kepadapencarian data dan informasi
melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,foto-foto, gambar, maupun
dokumen elektronik yang dapat mendukung dalamproses penulisan.”Hasil penelitian
juga akan semakin kredibel apabila didukungfoto-foto atau karya tulis akademik
dan seni yang telah ada.”(Sugiyono,2005:83).
Maka dapat dikatakan bahwa
studi pustaka dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Kurikulum 2013 sering disebut
juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru
yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham
atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun dan sikpa disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu.
bukan hanya itu, Kurikulum ini pun mempunyai kelemahan dan keunggulan.
Dalam Kurikulum 2013
tersebut, mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik pada satu
satuan pendidikan pada setiap satuan atau pun jenjang pendidikan. Sementara
untuk mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik, dipilih sesuai
dengan pilihan dari nmereka. Kedua kelompok mata pelajaran bersangkutan (wajib
dan pilihan) terutamanya dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan
tingkat menengah yakni SMA dan SMK. Sementara itu mengingat usia dan
perkembangan psikologis dari peserta didik usia 7 – 15 tahun, maka mata
pelajaran pilihan yang ada belum diberikan untuk peserta didik tingkat SD dan SMP.
Beberapa aspek yang
terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Untuk
aspek pengetahuan pada kurikulum 2013, masih serupa dengan aspek di kurikulum
yang sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat pemahaman siswa dalam
hal pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa diperolehjuga dari Ulangan Harian, Ujian Tengah/Akhir
Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas. Pada kurikulum 2013 tersebut, pengetahuan
bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang dilaksanakan
sebelumnya.
2. Keterampilan
Keterampilan
merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia. Keterampilan
merupakan upaya penekanan pada bidang skill atau kemampuan. Misalnya adalah
kemampuan untuk mengemukakan opini pendapat, berdiksusi/bermusyawarah, membuat
berkas laporan, serta melakukan presentasi. Aspek Keterampilansendiri merupakan salah satu aspek yang cukup penting
karena jika hanya dengan pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan
pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata.
3. Sikap
Aspek
sikap tersebut merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian. Sikap
meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, sosial, absensi,dan agama.
Kesulitan penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap
saat mampu mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu
efektif.
Sementara untuk buku Laporan
Belajar atau Rapor pada Kurikulum 2013 tersebut ditulis berdasarkan pada
Interval serta dihapuskannya sistem ranking yang sebelumnya ada pada kurikulum.
Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar peserta didik. Upaya penilaian
pada Rapor di kurikulum 2013 tersebut
dibagi ke dalam 3 kolom yaitu Pengetahuan, Keterampilan, danjuga Sikap. Setiap kolom nilai tersebut (Pengetahuan dan Keterampilan) dibagi lagi
menjadi 2bagia kolom yaitu kolom angka
dan juga kolom huruf, dimana setiap kolom diisi menggunakan system nilai
interval.
Keunggulan kurikulum 2013:
- Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
- Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
- Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
- Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
- Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
- Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
- Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
- Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
- Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
- Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
- Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal.
- Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)
- Guru berperan sebagai fasilitator
- Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
- Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan dari pusat
- Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah
- Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi
- Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
- Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.
Kelemahan kurikulum 2013:
- Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
- Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
- Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
- Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
- Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
- Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
- Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
- Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
- Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
- Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
- Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut.
- Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
- Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
- Guru tidak tiap dengan perubahan
- Kurangnya kekmampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara holistic.
- Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
- Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
- Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
- Tingkat keaktifan siswa belum merata
- KBM umumnya saat ini mash konvensional
- Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
- Menambah beban kerja guru.
- Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan kurikulum 2013
- Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka, sehingga ada unsur keterpaksaan.
Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut:
1. Belajar Tuntas
Belajar
tuntas, yaitu peserta didik tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan prosedur yang benar. Peserta didik harus mendapat bantuan yang
tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi
yang ditentukan (John Carrol). Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi
waktu lebih lama dengan materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada
umumnya. Kompetensi pada kategori pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4),
peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar
dan hasil yang baik.
2. Penilaian Autentik
Penilaian
autentik dapat dikelompokkan menjadi:
·
Memandang penilaian dan pembelajaran
merupakan hal yang saling berkaitan.
·
Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia
sekolah.
·
Menggunakan berbagai cara dan kriteria
penilain.
·
Holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
·
Penilaian autentik tidak hanya mengukur hal
yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur hal yang
dapat dilakukan oleh peserta didik.
3. Penilaian Berkesinambungan
Penilaian
dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan selama pembelajaran berlangsung.
Untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta
didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam
bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan.
Contohnya adalah ulangan harian, ulangan semester, dan ulangan akhir semester.
4. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Teknik
penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk
kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan Acuan Kriteria
Penilaian
berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang
ditetapkan, misalya ketuntasan belajar minimal (KKM).
Pemerintah juga meyakinkan
masyarakat karena adanya kekhawatiran jika Kurikulum 2013 menghapus beberapa
mata pelajaran. Mantan Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan bahwa tidak ada
penghapusan mata pelajaran, yang ada hanya pengintegrasian mata pelajaran. Mata
pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar (SD) diintegrasikan ke dalam semua mata
pelajaran. Mata pelajaran TIK juga diintegrasikan ke dalam semua mata
pelajaran. Sebagai contoh, ketika guru memberikan tugas seperti melakukan
presentasi dan membuat laporan, TIK berperan dalam hal pembuatan slide
presentasi dan menggunakan internet untuk mencari sumber referensi tugas. Dengan kata lain, jika sebelumnya TIK
hanya sebatas membuka, mengetik, dan pencarian di internet, dalam Kurikulum
2013 kemampuan tersebut harus bisa diaplikasikan langsung dalam kegiatan
belajar mengajar.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari uraian
diatas bahwa pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
scientific melalui mengamati, menanya, menalar, menganalisa dan mencoba. Menggunakan
ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Menuntun
siswa untuk menari tahuu bukan diberi tahu (discovery learning). Menekankan kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi pembawa pengetahuan dan berpikir logis,
sistimatis dan kreatif.
Manajemen
pelaksanaan kurikulum di sekolah merupakan bagian dari program peningkatan mutu
pendidikan melalui penerapan pola pengelolaan pelaksanaan kurikulum secara
nasional. Manajemen pelaksanaan kurikulum di sekolah mengatur kegiatan
operasional dan hubungan kerja personil sekolah dalam upaya melayani siswa
mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan
Kegiatan
sekolah tersebut terkait dengan kurikulum yang meliputi perencanaan kegiatan
belajar mengajar berdasar kurikulum yang berlaku secara nasional dan lokal,
penyampaian kurikulum, proses belajar mengajar, dan evaluasi
SARAN
Kurikulum 2013 masih perlu ditinjau ulang dikarenakan
sosialisasinya masih dapat dibilang sangat nihil dilakukan oleh pemerintah.
Juga banyak sekali opini public yang kontra terhadap kurikulum 2013 ini.
Negeri kita yang tercinta ini sangat luas dan dengan jumlah
penduduk yang sangat banyak. Oleh karena itu rasanya tidak adil kalau hanya
melakukan sosialisasi di daerah perkotaan semata. Bagaimana dengan daerah
pesisir pantai, pedalaman kampung, dan masih banyak lagi daerah terpencil yang
tidak terjangkau yang secara harpiah belum tentu siap dengan perubahan
kurikulum yang demikian itu.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
(Akses 1 Juni 2015, 16:33)
http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.html
(Akses 1 Juni 2015, 16:33)
Mulyasa, E. Pengembangan
dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosda Karya, 2014.
Kurniasih, Imas dan
Berlin, Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan.
Yogyakarta: Kata Pena.
http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2015/01/ciri-ciri-dan-karakteristik-kurikulum.html
(Akses 3 Juni 2015, 19:00)